Minggu, 30 April 2017

analisis proposal usaha jilbab "JILBAB STORE JEPARA"



ANALISIS USAHA JILBAB
“JILBAB STORE JEPARA”
Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kewirausahaan
DOSEN : Dr. Drs. Sukirman S.Pd.,SH.,MM







Disusun Oleh:
Nama             :           ISMI FADHILLAH
NIM              :           201511208
Kelas             :           4C


 
PROGAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017

ABSTRAK
Seiring dengan majunya perkembangan jaman semakin tingginya semangat religiousmasyarakat Indonesia jilbabpun ikut menjadi trend tersendiri. Kaum perempuan muslim ini terus mengikuti modenya. Jika jilbab yang banyak kita jumpai lebih menonjolkan fungsinya untuk mempercantik saja.Bisnis jilbab / kerudung online sekarang semakin marak digeluti oleh para wanita.Tidak hanya artis saja, Kalangan masyarakat umum pun atau dikalangan mahasiswa pun dapat bisnis ini dan sukses.Bisnis Jilbab bagi saya merupakan bisnis yang sangat menggiurkan buat saya semakin hari perempuna banyak yang mulai menggunakan hijab dan mereka pasti butuh referensi hijab yang cocok dengan mereka serta syar'i. Saya tertarik dengan bisnis Jilbab karena semakin banyak orang khususnya wanita muslim yang menggunakan Jilbab. Hal utama yang mendasari saya berbisnis ialah karena memakai Jilbab adalah perintah wajib bagi muslimah. Jadi bagi saya bisnis Jilbab jika mendapatkan banyak pembeli bisa mendapatkan untuk yang menggiurkan, jadi tidak ada salahnya mulai berbisnis Jilbab mulai sekarang dengan bermodalkan niat yang kuat tanpa modal uang pun bisa, mula mula kita menawarkkan hijab sebagai reseller setelah mendapatkan untung kita bisa mulai usaha yang lebih besar bahkan bisa membuat toko hijab.









DAFTAR ISI

JUDUL                                                                                                                       i
DAFTAR ISI                                                                                                              ii
KATA PENGANTAR                                                                                               iii
RINGKSAN.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang                                                                                                1
1.2  Tujuan                                                                                                             3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian wirausaha                                                                                      4
2.2  Jiwa Wirausahaan                                                                                           7
BAB III PEMBAHASAN
3.1  Sejarah kewirausahaan                                                                                    9
3.2  Resiko usaha                                                                                                   14
3.3  Penerapan kewirausahaan jiwa wirausaha dan resiko usaha jilbab store
jepara   16
3.4  Aspek pemasaran                                                                                            20
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan                                                                                                       22
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                            23





KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam saya sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga oleh karenanya kami dapat menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah analisis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah kewirausahaan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat saya harap. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya







     Kudus, 19 April 2017
                                                                             


RINGKASAN

Penulis berencana mendirikan usaha jilbab yaitu dengan nama perusahaan JILBAB STORE JEPARA, alamat di Desa Pecangaan Rt13 Rw 02 Jepara. Di mana usaha yang di dirikan ini mempunyai Visi dan Misi yang kuat untuk memajukan usaha,Perusahaan yang kami dirikan ini bergerak di bidang perdagangan yang menjual produk jilbab yang cocok untuk di kenakan para wanita dan remaja putri khususnya muslimah, dengan memilih usaha ini kami yakin usaha kami akan berkembang dan maju, di karenakan pada saat ini banyak sekali wanita remaja muslim yang gemar memakai jilbab sebagai salah satu fashion mereka. Usaha ini sangat marak di kalangan wanita mushlim yaitu anak-anak,dewasa dan orang tua yang beragama mushlim. Dari segi ketertarikan konsumen terutama wanita mushlim banyak membutuhkan,  Jilbab sekarang sudah menjadi trand sebagai fashion bagi para wanita ,maka banyak sekali para wanita yang mencari dan mengginginkan hijab yang bagus dan beranaka ragan jenis terbaru untuk di kenakan. sehingga usaha ini dapat berjalan dan berkembang. Selain itu, penulis juga berencana untuk bisa mengembangkan usaha ini dengan cara memperluas area pemasarannya, agar masyarakat bisa lebih mengenal, dan juga di usahakan bisa lebih melengkapi kebutuhan konsumen. Tentunya dengan harga yang tidak kalah dalam bersaing.Di lihat dari pesaing, memang banyak karena usaha ini termasuk usaha yang sebagian besar orang mempunyainya. Yang membedakan usaha ini dengan usaha yang lain yakni kami melayani dengan cara halus menerima semua masukan dan kritikan pelanggan, kami juga melayani melalui media sosial yang dimana dengan ketentuan dan syarat yang berlaku, kami menerima pesanan dengan bergai macam bentuk dan selera pemesan, dan berbeda dari produk yang lain dikarenakan di desain sedemikian mungkin agar lebi menonjol dan lebih menarik untuk di kenakan tidak terasa panas saat dikenakan dan tidak muda kusam. Bahan produk yang terjamin dan berkualitas.di harapkan dari penulis agar usaha ini bisa tetap bertahan dan bisa bersaing dengan pesaing lainnya




BAB I
PENDAHULUAN
           
1.1  Latar Belakang
Sejalan dengan meningkatnya peranan sektor perdagangan, industri dan jasa dalam sistem perekonomian Indonesia, maka kesempatan tenaga kerja disektor pertanian lambat laun menunjukkan kecenderungan penurunan. Khususnya peralihan dari sektor pertanian kenon-pertanian yang terjadi dengan cepat pada periode 1970-an dan kemudian melambat pada tahun 1980-an. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (Product Domestic Regional Brutto) menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun penurunan dari tahun ketahun
Kecenderungan tersebut menjadi salah satu indikator melemahnya sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja dan memberikan pendapatan bagi sebagian besar penduduk,sehingga pada akhirnya peranan pekerjaan di sektor non-pertanian menjadi sangat penting (Ken Suratiyah dkk, 1996).
Proses pembangunan pertanian khususnya di pedesaan telah pula menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja di pedesaan dan merangsang timbulnya usaha-usaha non-pertanian diantaranya sektor perdagangan, industri kecil/rumah tangga termasuk industri kerajinan yang merupakan komoditas specific lokalita di beberapa daerah.
Pengembangan sektor usaha kecil dan menengah, sesungguhnya dirasakan sebagai salah satu strategi yang cukup ampuh untuk mengatasi berbagai gejolak dari perubahan struktural di sektor industridan pertanian serta untuk mengurangi dampak terjadinya kemiskinan.Sebagai akibat dari berkurangnya lapangan pekerjaan dalam usaha tani dipedesaan,juga berpengaruh terhadap kaum wanita sebagai salah satu komponen rumah tangga pedesaan.
Pada akhirnya kaum wanita mencari pekerjaan ke luar sektor pertanian baik diwilayah pedesaan maupun diwilayah perkotaan.Berangkat dari kerangka berfikir inilah, maka kami berinisiatif untuk membentuk suatu kelompok usaha Kelompok usaha ini kedepannya diharapkan dapat berkembang dan mampu menarik minat masyarakat lainnya untuk bergabung dalam usaha ini.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi kedalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari prosestersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risikoatau ketidakpastian.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaanmengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Merekamempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangatterkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Wirausaha merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :
1.      Skill (kemampuan)
Seorang pelaku usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena tanpa skill (kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan skill (kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
2.      Tekad (kemauan)
Apabila seorang pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan sia-sia karena tidak dapat tersalurkan.
3.      Modal
Modal merupakan aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan suatu usaha disamping mempunyai skill dan tekad.
4.      Target dan Tujuan
Seorang pelaku usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan target dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak direncanakan maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
5.      Tempat
Tempat berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang dalam hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.

1.2   Tujuan   
Dengan pertimbangan dan analisis terhadap lawan dagang yang sudah ada, kami mencari seragam sekolah yang mampu bersaing, baik dari segi kwalitas,mutu serta harga yang terjangkau, maka kami memilih seragam sekolah sebagai objek dagang usaha kami.
      Dengan keyakinan dan pertimbangan terhadap pagsa pasar, dan berdasarkan lokasi pemasaran yang telah kami targetkan, didukung dengan persaingan terhadap usaha sejenis yang masih sedikit, serta dengan harga terjangkau namun tetap menjamin mutu dan kwalitas, peluang kemajuan usaha kami ini sangat besar dan memiliki prospek yang menjanjikan untuk mendapatkan sebuah penghasilan dari usaha seragam sekolah dan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Ø  Berperan aktif dalam bidang bisnis.
Ø  Menyediakan kebutuhan seragam sekolah dari mulai SD sampai SMA.
Ø  Mendapatkan keuntungan.
Ø   Dapat mempekerjakan masyarakat sekitar







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 WIRAUSAHAWAN

A.    Pengertian Wirausaha
Pengertian wirausaha (enterpreneur) diperoleh dari berbagai buku kamus.Kortku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa entreprenuer berasal dari bahasa Prancis yaitu enterpreneur yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep mengenai entrepeneur adalah sebagai berikut:
The entrepreneur is one whoo undertake to organize ,manage,and asame the risk of a business.
Konsep ini memeberikan bahwa usahawan merupakan seseorang yang betindak membuat organisasi,mengelola dan emnentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebut ,risikio yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis.
Zimmer dan Scarborogh (2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut :an entrepreneur is one who creats a new business in the faceb of risk and uncertainty for thr purpose of anchieicant profit and growth by indetifying significant opprotunities and assembling the necesarry to capitalize on them.
Konsep tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi resiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan keua konsep disebutkan bahwa entrepreneur meruapakan tindakan seseorang yang berani menanggung risiko sebuah bisnis ,adanyapetumbuhan bisnis ,hasilnya akan meningkatankan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat karakteristik.
1)      Menjalankan sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2)      Berani menanggung dan menerima resiko bisnis di mas-masa mendatang.
3)      Bisnis yang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan
4)      Perushaan akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovas tersebut akan mengandungn risiko  pada hasil atau pada awal memulai bisnis.
B.     Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko yang dibawa (risk bearing) ndengan karakteristik inovasi membuat sebuah dasar kalsifikais entrepreneur.Hubungan tersebut dapat diperhtaikan Tabel 1.1 Gambler merupakan entrpreneur juga, tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi rendah risiko yang besar.Dreamer (pemimpi) dan entrepreneur yang mempunyai inovasi tinggi tetapi hanya menerima risiko yang rendah.
Tabel: 1.1
Entreprenuer Klasifikasi Landau
Gambler
Entrepreneur
Consolidator
Dreamer
High
Risk Bearing
Low
                                                Low                 high
                                                            Innovatieness



Consolidator adalah entrepreneur yang bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi rendah.Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inivasi tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts (2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entrepreneur yaitu:
1)      Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir
2)      Entrepreneur dilahrikan bukan buat atau diciptakan
3)      Entrepreneur selalu emnjadi penemu pencipta sesuatu
4)      Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bis menyesuaikan dalam masyarakat.
5)      Entrepreneur harus memenuhi the profile
6)      Kebutuhan entrepreneur adalah uang
7)      Kebutuhan entrepreneur dalah keberuntungan
8)      Ketidaktahuan merupakan kebahiagaan bagi entrepreneur
9)      Enterpreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat kegagaln cukup tinggi.
10)  Entrepreneur adalah sanbat pengambilan risiko (gamblers)
Berdasarkan karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulakn bahwa entrepreneur harus memiliki motivasi kerja keras. Mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh ,serta pengambilan risiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (stress) setiap inovasi yang dikerjakan.Tekanan tersebut bersumber dari berbagai kejadian. Menruut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat diindentifikasi dari empat penyebab yaitu: Kesepian ,Tebenam dalam bisnis yang dikerjakan persoalan-perseoalan manusia (pegawai) dan kebutuhan dakan keberhasilan atau tercapai.

C.     Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil ,supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti melakukan meditasi,melemahkan otot dengan olahraga ,mencari hiburan dan sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi ,yaitu:
1)      Menciptakan network
2)      Keluar dari perseoalan secara total
3)      Berkomunikasi dengan pekerjaan
4)      Menciptakan kepuasan diluar perusahaan
5)      Pendelgasian
Seluruh  uraian tersebut memberikan penjelasan tentang entrepreneur termasuk stres yang dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan merupakan karakteristik utama dari enterpreneur.

2.2 JIWA WIRAUSAHAAN

A.    Pengertian
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri pada profit wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan profit Wirausaha
Ciri-ciri
Watak
Percaya diri
Yakin,tidak tergantung ,individualis,optimis.
Berorientasikan pada tugas dan hasil
Butuh prestasi,orientasi laba,tekundan tabah ,kerja keras,dorongan kuat,energikdan inisiatif.

Pengembalian risiko
Mampu mengambil risiko suka tantangan

Kepemimpinan
Sebagai oemimpin,mudah bergaul ,menanggapi saran dan kritik

Keorisinilan
Inovatif dan kreatif.
Fleksibel ,banyak sumbe,serba bisa t,tahu banyak

Berorientasi ke amsa ke depan.
Pandangan ke depan perseptif.









Jika tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu dimiliki ,semakin banyakyang dimiliki ,semakin besar kemungkinan ciri jiwa wirausaha antara yang satu dengan lainnya saling berhu bungan.
B.     Ideologi Wirausaha
            Keberhasilan pelaku usaha tergantung pada kesedian untuk bertanggung jawab atas pekerjaa sendiri,belajar tentang diri sendiri untuk menciotakan tujuan yang sesuia dengan keinginan dalam menjalankan hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri dan bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada,pelaku usaha mengambil risiko dengan jalan menerimana tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima seabgai pengalaman belajar.Wirausaha berhasil setelah mengalami kegagalan.








BAB III
PEMBAHASAN

3.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN
A.    Kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

B.     Inti Dan Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnyadan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut  wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

C.    Sikap Kewirausahaan
·         Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
·         Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
·         Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·         Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·         Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·         Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
·         Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.


D.    Modal Kewirausahaan

·         Modal Intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan.
·         Modal Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra.
·         Modal Mental aadalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan.
·         Modal Material adalah modal dalam bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal diatas.

E.     Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

KARAKTERISTIK
WATAK
·         Percaya diri dan Optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, tidak tergantung pada orang lain, dan individualisme.
·         Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
·         Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar
·         Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
·         Keorisinalan
Inovatif , kreatif, dan fleksibal.
·         Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

Ciri-Ciri Umum Kewirausahaan :
·         Memiliki motif berprestasi tinggi
·         Memiliki perspektif ke depan
·         Memiliki kreatifitas tinggi
·         Memiliki sifat inovasi tinggi
·         Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
·         Memiliki tanggung jawab
·         Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain
·         Memiliki keberanian menghadapi resiko
·         Selalu mencari peluang
·         Memiliki jiwa kepemimpinan
·         Memiliki kemampuan manajerial
·         Memiliki kemampuan personal.

F.     Faktor-Faktor Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland (1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan.Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi hak kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi (ability/competency-C), dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi resiko untuk memperoleh peluang.

G.    Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Berwirausaha
Penyebab Keberhasilan Berwirausaha:
·         Kemampuan dan kemauan.
·         Tekad yang kuat dan kerja keras.
·         Tidak kompeten dalam manajerial.
·         Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
·         Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
·         Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
·         Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
·         Lokasi yang kurang memadai.
·         Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
·         urangnya pengawasan peralatan.
·         Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
·         Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
·         Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
·         Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
·         Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
  Beberapa potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan menurut Zimmerer (1996-7):
·         Pendapatan yang tidak menentu
·         Kerugian akibat hilangnya modal investasi
·         Perlu kerja keras dan waktu yang lama
·         Kualitas hidup yang tetap rendah meskipaun usahanya telah berhasil

3.2 Risiko Usaha

A.    Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karenaingin berhasil : mendapatkan kepusan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahn,maka bertambah banyak persoalan yang kan dihadapi. Pertumbuhan dan erkembangan perusahaan menghendai bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedi menerima risiko tertentu.


B.     Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabil pelaku usaha supaya membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilya tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semkin besr kemungkinan rugi semakin besar risiko yanng dihadapi.
Sebagai penentu risik pelaku usaha harus mengambil keputusa daam situasi penuh ketidakpstian,dengan mnimbag kemungkinan sukses atau rugi. Elau memilih alternatif yang mengandung risiko atau alternatif konservasi, tergantung dari :
a)      Kemamuan daya tarik setiap alternatif.
b)      Kesediaan menerima kerugian.
c)      Kemampuan menerima keberhasilan dan kegagalan.
d)     Kemampuan meningkatkan keberhasilan dan mengurangi kerugian.

A.    Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang aling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan peristiwa-peristia masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Risiko timbu saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maa bertanggung jawab menatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperukan, usahakan dapat menguasai emosi dan mengamil risio jika keuntungan sama atau lebih besar dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah
tujuan itu cuup pentinguntuk dapat membenarkn risiko atau tidak.

B.     Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting wirausaha,berusaha lebih kreatif,manjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, mak lebih siap mengambil risiko yng perlu unruk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif,maka risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya suatu ide atau saran.

3.3 Penerapan Kewirausahaan,jiwa wirausaha dan risiko usaha pada usaha Jilbab   Store Jepara
Usahawan merupakan sesorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebuat risiko sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan bisnis. Pada usaha Jilbab Store Jepara ini Ismi Fadhillah yang berperan dalam menjalankan usaha bisnis Jilbab Store Jepara ini.
Potensi atau peluang berarti melihat sesuatu yang sudah ada sebagai sesuatu yang (masih) bisa dikembangkan lebih lanjut lagi. Sebagai contoh :Perusahaan yang kami dirikan ini bergerak di bidang perdagangan yang menjual produk jilbab yang cocok untuk di kenakan para wanita dan remaja putri khususnya muslimah, dengan memilih usaha ini kami yakin usaha kami akan berkembang dan maju, di karenakan pada saat ini banyak sekali wanita remaja muslim yang gemar memakai jilbab sebagai salah satu fashion mereka. Jilbab sekarang sudang menjadi trand sebagai fashion bagi para wanita ,maka banyak sekali para wanita yang mencari dan mengginginkan jilbab yang bagus dan beranaka ragan jenis terbaru untuk di kenakan.
Para entrepreneur juga banyak mengalami kegagalan.Tapi itu tadi, karena kekuatan persepsi positif yang dimiliki, entrepreneur menganggap kegagalan sebagai suatu kesempatan pembelajaran.Mereka adalah manusia-manusia yang menerapkan prinsip “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”.
Dalam menjalankn usaha bisnis jilbab ini banyak mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja dan diambil manfaatnya. Bukan berlama-lama bersedih hati dan menceritakan semua kesedihannya di blog, lewat status Facebook, (apalagi) mencurahkan ke sahabat-sahabat dekatnya. Dan bukan lantas mengambil sikap untuk tidak (akan) mencoba lagi.
Dalam menyikapi tekanan yang datang mengampiri usaha Jilbab Store Jepara pengusah selalu berfikir positif dalam menyikapi setiap tekanan dan persoalan supaya tidak menggngu jalanya usaha dengan cara :
1.      Menciptakan networkingkesepian yng dihadapi dilakukan dengann menciptakan hubungan baik demgam berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2.      Keluar dari masalah secara total: pada saat tidak bekerja Entrepreneur melepaskan semua pekerjaanya sehingga kondisi tubuh dapat menciptakan kesegaran.
3.      Berkomunikasi dengan pekerja : Entrepreneur mau membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan akan membantu dalam menghadapi persoalan.
4.      Menciptakan kepuasan diluar perusahaan: Entrepreneur melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapat kepuaan sehingga bisnis yang dikerjakan tidak menimbulkan masalah.
5.      Pendelegasian : Entrepreneur harus bisa mendelegasian pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Dalam menjalankan usaha jilbab ini kreatif dan inovatif sangat diutamakan supaya pembeli tidak bosan dengan produk yang itu-itu saja, sikap dan perilaku kewirausahaan pada usaha bisnis JILBAB STORE JEPARA :
·         Percaya diri
keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas optimis.
·         Berorientasi tugas dan hasil.
Kebutuhan akan prestasi, beorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, dan inisiatif.
·         Pengambil risiko.
·         Kemampuan mengambil risiko, suka pada tantangan.
·         Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain. Menanggapi saran-saran dan kritik.
·         Keorisinilan.
inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
·         Berorientasi kemasa depan.
·         pandangan ke depan perspektif.
Pengusha jilbab store jepara sangat sadar bahwa sikap mental sangat mempengaruhi keberlanjutan usaha jilbab store jepara dengan cara menemukan kepuasan dalam pekerjaan, menunjukan sikap positif terhadap pekerja.
Pengambilan risiko adaah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali pengusaha jilbab store jepara. Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahaan,maka bertambah banyak persoalan yang akan dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendapi bahwa pelaku usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedi menerima risiko tertentu.
Pengusaha jilbab store jepara selalu mengembangkan ide dari yang dengan permintaan pelanggan dan melihat perkembangan beberapa  model jilbab.Produk yang akan diluncurkan didesain sedemikian rupa sehingga membuat jilbab tersebut dapat terlihat rapi walau tanpa disetrika, praktis untuk digunakan, nyaman dipakai, tidak membuat penggunanya merasa kepanasan, serta modis dan selalu mengikuti perkembangan trend masa kini.
Pengambilan keputusan risiko pada usaha jilbab store jepara merupakan masalah yang paling utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi risiko.
Jadi usaha jilbab store jepara ini sedikit banyak telah mengambil pembelajaran tentang kewirusahaan dari buku  kewirusahaan dalam hal kasus dan pengimplementasianya dalam menjalankan usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha yang baik, bagaimana mengatasi tekanan dan persoalan yang menghampiri usaha jilbab store jepara dari tahun ketahun.
Dengan menerapkan jiwa wirausaha pengusaha jilbab store jepara selalu percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan risiko dan  tantangan, kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan, keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha, pengusha jilbab store jepara tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja dan diambil manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam menjalankan seiap usah.







3.4 ASPEK PEMASARAN

A.    Target dan segmentasi pasar
Pemilihan target konsumen kami tidak begitu sulit di karenakan target kami adalah semua kalangan wanita di semua usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan kalangan wanita baya sekalipun. Masyarakat yang menjadi target dalam usaha ini adalah masyarakat sekitar tempat usaha, wisatawan atau pengunjung dari luar daerah, para pelajar,dll.
Ukuran disini disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan  masyarakat. Jilbab yang dijual dalam usaha ini disesuaikan dengan trend dipasar. Denga cara tersebut masyarakat akan tertarik dan usaha akan terus eksis disekitar masyarakat, bahkan dengan terus mengikuti perkembangan trend jilbab degan cepat atau bisa dikatakan selalu update, usaha ini dapat menjadi ‘pencetus’ trend jilbab tersebut di wilayah sekitar sehingga akan menjadi pusat trend berjilbab yang selalu diikuti masyarakat

B.     Faktor Kompetitif
1.      Kualitas produk yang memfokuskan pada kualitas yang fantastis, serta berusaha mengantarkan produk lebih cepat dengan harga yang lebih rendah.
2.      Mengevaluasi keseluruhan proses produksi. Ini mencakup semua hal dari membeli persediaan bahan dan cara pekerja berproduksi, hingga cara penjualan produk.
3.      Mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam teknologi yang mengurangi biaya. Misalnya,membeli peralatan hemat energi dapat mengurangi biaya pengoperasian.
4.      Melakukan evaluasi pada cara pekerja Anda berproduksi untuk memastikan mereka tidak membuang-buang sumber daya seperti, pemotongan kain dan bahwa mereka berproduksi sebanyak mungkin.
5.      Merekrut staf yang baik, Layanan memuaskan adalah budaya yang penting untuk diciptakan.
6.      Fokus merekrut orang-orang yang tepat dan menggunakan persediaan yang berkualitas lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda secara keseluruhan.



























BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hijab adalah suatu kewajiban bagi seorang muslimah sebagial penutup aurat mereka, hijab juga sabagai salah satu fashion bagi kalangan wanita, untuk mempercantik dirinya. Dengan beriringnya perkembangan zaman ,hijab pun ikut serta dalam perkembangan zaman dalam dunia fashion ,maka dari itu kami akan mengembangkan berbagai jenis kreasi hijab.
Harapan kami untuk usaha “Jilbab Store Jepara” ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju dan banyak konsumen yang berminat. Disamping itu, kami mengharapkan supaya produk ini tidak terus berkembang













DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus di Kabupaten Kudus, Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)

Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Perusahaan Industri Kecil Di Kabupaten Pati, Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)



1 komentar:

  1. terimakasih atas ilmunya seputar wirausaha fashion, sangat menarik dan bermanfaat Kak...
    Aplikasi Kasir Android Gratis

    BalasHapus