ANALISIS USAHA JILBAB
“JILBAB STORE JEPARA”
Proposal
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kewirausahaan
DOSEN : Dr. Drs.
Sukirman S.Pd.,SH.,MM
Disusun Oleh:
Nama : ISMI FADHILLAH
NIM : 201511208
Kelas : 4C
![]() |
PROGAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017
ABSTRAK
Seiring
dengan majunya perkembangan jaman semakin tingginya semangat
religiousmasyarakat Indonesia jilbabpun ikut menjadi trend tersendiri. Kaum perempuan muslim ini terus mengikuti
modenya. Jika jilbab yang banyak kita jumpai lebih menonjolkan fungsinya untuk
mempercantik saja.Bisnis jilbab / kerudung online sekarang semakin marak digeluti
oleh para wanita.Tidak hanya artis saja, Kalangan masyarakat umum pun atau
dikalangan mahasiswa pun dapat bisnis ini dan sukses.Bisnis Jilbab bagi saya
merupakan bisnis yang sangat menggiurkan buat saya semakin hari perempuna
banyak yang mulai menggunakan hijab dan mereka pasti butuh referensi hijab yang
cocok dengan mereka serta syar'i. Saya tertarik dengan bisnis Jilbab karena semakin
banyak orang khususnya wanita muslim yang menggunakan Jilbab. Hal utama yang
mendasari saya berbisnis ialah karena memakai Jilbab adalah perintah wajib bagi
muslimah. Jadi bagi saya bisnis Jilbab jika mendapatkan banyak pembeli bisa
mendapatkan untuk yang menggiurkan, jadi tidak ada salahnya mulai berbisnis
Jilbab mulai sekarang dengan bermodalkan niat yang kuat tanpa modal uang pun
bisa, mula mula kita menawarkkan hijab sebagai reseller setelah mendapatkan
untung kita bisa mulai usaha yang lebih besar bahkan bisa membuat toko hijab.
DAFTAR ISI
JUDUL i
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR iii
RINGKSAN.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian wirausaha 4
2.2 Jiwa Wirausahaan 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sejarah kewirausahaan 9
3.2 Resiko usaha 14
3.3 Penerapan kewirausahaan jiwa wirausaha dan resiko usaha
jilbab store
jepara 16
3.4 Aspek pemasaran 20
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan 22
DAFTAR PUSTAKA 23
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam saya sampaikan
hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga oleh karenanya
kami dapat menyelesaikan tugas kewirausahaan ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah
analisis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pada mata kuliah kewirausahaan.
Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai
hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui
kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari
manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya
nikmat iman dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat saya harap. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya
bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya
Kudus, 19 April 2017
RINGKASAN
Penulis berencana mendirikan usaha
jilbab yaitu dengan nama perusahaan JILBAB STORE JEPARA, alamat di Desa
Pecangaan Rt13 Rw 02 Jepara. Di mana usaha yang di dirikan ini mempunyai Visi
dan Misi yang kuat untuk memajukan usaha,Perusahaan yang kami dirikan ini
bergerak di bidang perdagangan yang menjual produk jilbab yang cocok untuk di
kenakan para wanita dan remaja putri khususnya muslimah, dengan memilih usaha ini
kami yakin usaha kami akan berkembang dan maju, di karenakan pada saat ini
banyak sekali wanita remaja muslim yang gemar memakai jilbab sebagai salah satu
fashion mereka. Usaha ini sangat marak di kalangan wanita mushlim yaitu
anak-anak,dewasa dan orang tua yang beragama mushlim. Dari segi ketertarikan
konsumen terutama wanita mushlim banyak membutuhkan, Jilbab sekarang sudah menjadi trand sebagai
fashion bagi para wanita ,maka banyak sekali para wanita yang mencari dan
mengginginkan hijab yang bagus dan beranaka ragan jenis terbaru untuk di
kenakan. sehingga usaha ini dapat berjalan dan berkembang. Selain itu,
penulis juga berencana untuk bisa mengembangkan usaha ini dengan cara
memperluas area pemasarannya, agar masyarakat bisa lebih mengenal, dan juga di
usahakan bisa lebih melengkapi kebutuhan konsumen. Tentunya dengan harga yang
tidak kalah dalam bersaing.Di lihat dari pesaing, memang banyak karena usaha
ini termasuk usaha yang sebagian besar orang mempunyainya. Yang membedakan
usaha ini dengan usaha yang lain yakni kami melayani dengan cara halus menerima
semua masukan dan kritikan pelanggan, kami juga melayani melalui media sosial
yang dimana dengan ketentuan dan syarat yang berlaku, kami menerima pesanan
dengan bergai macam bentuk dan selera pemesan, dan berbeda dari produk yang
lain dikarenakan di desain sedemikian mungkin agar lebi menonjol dan lebih
menarik untuk di kenakan tidak terasa panas saat dikenakan dan tidak muda
kusam. Bahan produk yang terjamin dan berkualitas.di harapkan dari penulis agar
usaha ini bisa tetap bertahan dan bisa bersaing dengan pesaing lainnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sejalan
dengan meningkatnya peranan sektor perdagangan, industri dan jasa dalam sistem
perekonomian Indonesia, maka kesempatan tenaga kerja disektor pertanian lambat
laun menunjukkan kecenderungan penurunan. Khususnya peralihan dari sektor
pertanian kenon-pertanian yang terjadi dengan cepat pada periode 1970-an dan
kemudian melambat pada tahun 1980-an. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
(Product Domestic Regional Brutto)
menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun penurunan dari tahun ketahun
Kecenderungan
tersebut menjadi salah satu indikator melemahnya sektor pertanian dalam
menyerap tenaga kerja dan memberikan pendapatan bagi sebagian besar
penduduk,sehingga pada akhirnya peranan pekerjaan di sektor non-pertanian
menjadi sangat penting (Ken Suratiyah dkk, 1996).
Proses
pembangunan pertanian khususnya di pedesaan telah pula menyebabkan berkurangnya
kesempatan kerja di pedesaan dan merangsang timbulnya usaha-usaha non-pertanian
diantaranya sektor perdagangan, industri kecil/rumah tangga termasuk industri
kerajinan yang merupakan komoditas specific lokalita di beberapa daerah.
Pengembangan
sektor usaha kecil dan menengah, sesungguhnya dirasakan
sebagai salah satu strategi yang cukup ampuh untuk mengatasi berbagai gejolak
dari perubahan struktural di sektor industridan pertanian serta untuk
mengurangi dampak terjadinya kemiskinan.Sebagai akibat dari berkurangnya
lapangan pekerjaan dalam usaha tani dipedesaan,juga berpengaruh terhadap kaum
wanita sebagai salah satu komponen rumah tangga pedesaan.
Pada
akhirnya kaum wanita mencari pekerjaan ke luar sektor pertanian baik diwilayah
pedesaan maupun diwilayah perkotaan.Berangkat dari kerangka berfikir inilah,
maka kami berinisiatif untuk membentuk suatu kelompok usaha Kelompok usaha ini
kedepannya diharapkan dapat berkembang dan mampu menarik minat masyarakat
lainnya untuk bergabung dalam usaha ini.
Kewirausahaan
(Entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi kedalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari prosestersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risikoatau ketidakpastian.
Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaanmengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur)mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Merekamempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangatterkait dengan nilai nilai, sikap
dan perilaku sebagai manusia unggul.
Wirausaha
merupakan suatu proses atau cara untuk melakukan suatu usaha yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil atau keuntungan yang diharapkan dengan cara
memproduksi, menjual atau menyewakan suatu produk barang atau jasa. Dalam
menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki :
1. Skill
(kemampuan)
Seorang pelaku
usaha harus memiliki skill (kemampuan) untuk berwirausaha karena tanpa skill
(kemampuan) seorang pelaku usaha tidak akan mungkin bisa berwirausaha dan skill
(kemampuan) ini adalah modal utama yang harus dimiliki dalam berwirausaha.
2. Tekad
(kemauan)
Apabila seorang
pelaku usaha telah mempunyai skill (kemampuan) tapi tanpa ada tekad (kemauan
yang kuat) untuk berwirausaha maka skill (kemampuan) berwirausaha itu akan
sia-sia karena tidak dapat tersalurkan.
3. Modal
Modal merupakan
aspek yang sangat menunjang dalam hal memulai dan menjalankan suatu usaha
disamping mempunyai skill dan tekad.
4. Target
dan Tujuan
Seorang pelaku
usaha apabila ingin menjalankan suatu usaha maka harus bisa menentukan target
dan tujuan pemasarannya. Karena apabila target dan tujuan tidak direncanakan
maka usaha yang dijalankan tidak mungkin dapat bertahan lama.
5. Tempat
Tempat
berwirausaha merupakan aspek yang harus dimiliki karena sangat menunjang dalam
hal wirausaha dan bisa menjadikan suatu bahan pertimbangan oleh konsumen
mengenai wirausaha yang sedang dijalankan.
1.2
Tujuan
Dengan
pertimbangan dan analisis terhadap lawan dagang yang sudah ada, kami mencari seragam
sekolah yang mampu bersaing, baik dari segi kwalitas,mutu serta harga yang
terjangkau, maka kami memilih seragam sekolah sebagai objek dagang usaha kami.
Dengan keyakinan dan pertimbangan terhadap
pagsa pasar, dan berdasarkan lokasi pemasaran yang telah kami targetkan,
didukung dengan persaingan terhadap usaha sejenis yang masih sedikit, serta
dengan harga terjangkau namun tetap menjamin mutu dan kwalitas, peluang
kemajuan usaha kami ini sangat besar dan memiliki prospek yang menjanjikan
untuk mendapatkan sebuah penghasilan dari usaha seragam sekolah dan sekaligus
menciptakan lapangan kerja baru.
Ø Berperan
aktif dalam bidang bisnis.
Ø Menyediakan
kebutuhan seragam sekolah dari mulai SD sampai SMA.
Ø Mendapatkan
keuntungan.
Ø Dapat mempekerjakan masyarakat sekitar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
WIRAUSAHAWAN
A. Pengertian Wirausaha
Pengertian
wirausaha (enterpreneur) diperoleh
dari berbagai buku kamus.Kortku dan Hodgetts (2001) menyatakan bahwa
entreprenuer berasal dari bahasa Prancis yaitu enterpreneur yang berarti
mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepeneur adalah sebagai berikut:
The
entrepreneur is one whoo undertake to organize ,manage,and asame the risk of a
business.
Konsep
ini memeberikan bahwa usahawan merupakan seseorang yang betindak membuat
organisasi,mengelola dan emnentukan risiko sebuah bisnis. Berdasarkan konsep
tersebut ,risikio yang terjadi dalam sebuah bisnis diambil oleh yang melakukan
bisnis.
Zimmer dan Scarborogh
(2005) memberikan konsep wirausahawan sebagai berikut :an entrepreneur is one who creats a new business in the faceb of risk
and uncertainty for thr purpose of anchieicant profit and growth by indetifying
significant opprotunities and assembling the necesarry to capitalize on them.
Konsep
tersebut menceritakan bahwa wirausahawan merupakan seseorang yang menghadapi
resiko di masa mendatang dan bertujuan untuk mendapatkan profit dengan
bertujuan untuk mendapatkan profit dengan menggunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki sehingga mengalami peningkatan terhadap usaha.
Berdasarkan keua
konsep disebutkan bahwa entrepreneur meruapakan tindakan seseorang yang berani
menanggung risiko sebuah bisnis ,adanyapetumbuhan bisnis ,hasilnya akan
meningkatankan kapitalisasi perusahaan. Entrepreneur mempunyai empat
karakteristik.
1) Menjalankan
sebuah bisnis yang mempunyai kemungkinan menghasilkan keuntungan.
2) Berani
menanggung dan menerima resiko bisnis di mas-masa mendatang.
3) Bisnis
yang ditekuni akan mempunyai kesempatan bertumbuh dan
4) Perushaan
akan membuat inovasi dan terjadi kapitalisasi bisnis tersebut.
Berbagai pihak
menyatakan bahwa entrepreneur dihubungkan dengan inovasi karena tindakan bisnis
yang dihasilkan bisa unik dan mempunyai inovasi tinggi. Inovas tersebut akan
mengandungn risiko pada hasil atau pada
awal memulai bisnis.
B. Risiko dan Karakteristik
Landau (1982) mengusulkan hubungan dari risiko
yang dibawa (risk bearing) ndengan
karakteristik inovasi membuat sebuah dasar kalsifikais entrepreneur.Hubungan
tersebut dapat diperhtaikan Tabel 1.1 Gambler merupakan entrpreneur juga,
tetapi selalu mempunyai karakteristik inovasi rendah risiko yang besar.Dreamer (pemimpi) dan entrepreneur yang
mempunyai inovasi tinggi tetapi hanya menerima risiko yang rendah.
Tabel: 1.1
Entreprenuer Klasifikasi Landau
Gambler
|
Entrepreneur
|
Consolidator
|
Dreamer
|
High
Risk Bearing
Low
Low high
Innovatieness
Consolidator adalah
entrepreneur yang bisa menerima risiko rendah dan karakteristik inovasi
rendah.Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai karakteristik inivasi
tinggi dan risiko yang dihadapi atau dibawanya juga tinggi.
Kuratko dan Hodgetts
(2001) menyebutkan ada 10 karakteristik dari entrepreneur yaitu:
1) Entrepreneur adalah pelaku bukan pemikir
2) Entrepreneur dilahrikan bukan buat atau diciptakan
3) Entrepreneur selalu emnjadi penemu pencipta sesuatu
4) Entrepreneur adalah akademisi dan tidak bis menyesuaikan dalam masyarakat.
5) Entrepreneur harus memenuhi the profile
6) Kebutuhan entrepreneur
adalah uang
7) Kebutuhan entrepreneur
dalah keberuntungan
8) Ketidaktahuan merupakan kebahiagaan bagi entrepreneur
9) Enterpreneur menginginkan keberhasilan tetapi pengalaman menyatakan tingkat
kegagaln cukup tinggi.
10) Entrepreneur adalah sanbat pengambilan risiko (gamblers)
Berdasarkan
karakteristik entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat
disimpulakn bahwa entrepreneur harus
memiliki motivasi kerja keras. Mempunyai jaringan (network), inovasi dan keinginan bertumbuh ,serta pengambilan
risiko. Kondisi ini menunjukan bahwa para entrepreneur menemui tekanan (stress)
setiap inovasi yang dikerjakan.Tekanan tersebut bersumber dari berbagai
kejadian. Menruut Boyd dan Gumpert (1983) bahwa sumber tekanan dapat
diindentifikasi dari empat penyebab yaitu: Kesepian ,Tebenam dalam bisnis yang
dikerjakan persoalan-perseoalan manusia (pegawai) dan kebutuhan dakan
keberhasilan atau tercapai.
C. Mengatasi Tekanan
Mengantisipasi tekanan entrepreneur harus bisa berhasil ,supaya dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Kebiasaan mengatasi tekanan dilakukan para enterpreneur seperti
melakukan meditasi,melemahkan otot dengan olahraga ,mencari hiburan dan
sebagainya. Terdapat lima persoalan yang perlu dikerjakan agar tekanan teratasi
,yaitu:
1) Menciptakan network
2) Keluar dari perseoalan secara total
3) Berkomunikasi dengan pekerjaan
4) Menciptakan kepuasan diluar perusahaan
5) Pendelgasian
Seluruh uraian tersebut memberikan penjelasan tentang
entrepreneur termasuk stres yang
dihadapi. Inovasi dan risiko serta keinginan berkembangan merupakan
karakteristik utama dari enterpreneur.
2.2 JIWA WIRAUSAHAAN
A.
Pengertian
Pelaku usaha merupakan individu yang berorientasi kepada tindakan dan
bermotivasi tinggi mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri pada profit
wirausaha adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri dan profit Wirausaha
Ciri-ciri
|
Watak
|
||||||
Percaya diri
|
Yakin,tidak tergantung
,individualis,optimis.
|
||||||
Berorientasikan pada
tugas dan hasil
|
Butuh
prestasi,orientasi laba,tekundan tabah ,kerja keras,dorongan kuat,energikdan
inisiatif.
|
||||||
Pengembalian risiko
|
Mampu mengambil risiko
suka tantangan
|
||||||
Kepemimpinan
|
Sebagai oemimpin,mudah
bergaul ,menanggapi saran dan kritik
|
||||||
Keorisinilan
|
Inovatif dan kreatif.
Fleksibel ,banyak
sumbe,serba bisa t,tahu banyak
|
||||||
Berorientasi ke amsa ke
depan.
|
Pandangan ke depan
perseptif.
|
||||||
Jika tersebut perlu dimiliki dan dikembangkan
jika ingin menjadi pelaku usaha yang baik. Seluruh sifat-sifat belum tentu
dimiliki ,semakin banyakyang dimiliki ,semakin besar kemungkinan ciri jiwa
wirausaha antara yang satu dengan lainnya saling berhu bungan.
B. Ideologi Wirausaha
Keberhasilan
pelaku usaha tergantung pada kesedian untuk bertanggung jawab atas pekerjaa
sendiri,belajar tentang diri sendiri untuk menciotakan tujuan yang sesuia
dengan keinginan dalam menjalankan hidup. Kekuatan datang dari tindakan sendiri
dan bukan dari orang lain. Risiko kegagalan selalu ada,pelaku usaha mengambil
risiko dengan jalan menerimana tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan
harus diterima seabgai pengalaman belajar.Wirausaha berhasil setelah mengalami
kegagalan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN
A.
Kewirausahaan
Wirausaha
secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755.Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16,
sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal
dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak
1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha
kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
B.
Inti Dan Hakikat Kewirausahaan
Kewirausahaan (Entrepreneurship)
atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam
menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada
masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.
Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan
mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut
Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnyadan menurut Peter Drucker, kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan
mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang
berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.
C.
Sikap Kewirausahaan
·
Memiliki sifat keyakinan,
kemandirian, individualitas, optimisme.
·
Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
·
Memiliki kemampuan mengambil risiko
dan suka pada tantangan.
·
Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·
Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·
Memiliki persepsi dan cara pandang
yang berorientasi pada masa depan.
·
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
sama dengan kerja keras.
D.
Modal Kewirausahaan
·
Modal Intelektual dapat diwujudkan
dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai modal tambahan.
·
Modal Sosial dan Moral diwujudkan
dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan, sehingga dapat terbentuk citra.
·
Modal Mental aadalah kesiapan mental
berdasarkan landasan agama, diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi
resiko dan tantangan.
·
Modal Material adalah modal dalam
bentuk uang atau barang. Modal ini terbentuk apabila seseorang memiliki
jenis-jenis modal diatas.
E.
Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli
mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda.
Geoffrey G. Meredith (1996: 5-6), misalnya, mengemukakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan sebagai berikut:
KARAKTERISTIK
|
WATAK
|
· Percaya
diri dan Optimis
|
Memiliki kepercayaan diri yang
kuat, tidak tergantung pada orang lain, dan individualisme.
|
· Berorientasi
pada tugas dan hasil
|
Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad
kerja keras, serta inisiatif.
|
· Berani
mengambil resiko dan menyukai tantangan
|
Mampu mengambil resiko yang wajar
|
· Kepemimpinan
|
Berjiwa kepemimpinan, mudah
beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
|
· Keorisinalan
|
Inovatif , kreatif, dan fleksibal.
|
· Berorientasi
masa depan
|
Memiliki visi dan perspektif
terhadap masa depan
|
Ciri-Ciri
Umum Kewirausahaan :
·
Memiliki motif berprestasi tinggi
·
Memiliki perspektif ke depan
·
Memiliki kreatifitas tinggi
·
Memiliki sifat inovasi tinggi
·
Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
·
Memiliki tanggung jawab
·
Memiliki kemandirian atau
ketidaktergantungan terhadap orang lain
·
Memiliki keberanian menghadapi
resiko
·
Selalu mencari peluang
·
Memiliki jiwa kepemimpinan
·
Memiliki kemampuan manajerial
·
Memiliki kemampuan personal.
F. Faktor-Faktor
Pemicu Kewirausahaan
David C. McClelland
(1961: 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi,
optimisme, sikap nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan.Perilaku
kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi hak
kepemilikan (property right-PR), kemampuan/kompetensi (ability/competency-C),
dan insentif (incentive-I), sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan
(environment-E). Menurut Ibnoe Soedjono, karena kemampuan afektif mencakup
sikap, nilai, aspirasi, perasaan dan emosi yang semuanya sangat bergantung pada
kondisi lingkungan yang ada, amka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan
kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi,
kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam
mengombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan berani menghadapi resiko
untuk memperoleh peluang.
G. Faktor
Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Berwirausaha
Penyebab Keberhasilan Berwirausaha:
·
Kemampuan dan kemauan.
·
Tekad yang kuat dan kerja keras.
·
Tidak kompeten dalam manajerial.
·
Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang
membuat perusahaan kurang berhasil.
·
Kurang berpengalaman baik dalam
kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
·
Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam
keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan
secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional
perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
·
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal
dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
·
Lokasi yang kurang memadai.
·
Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
·
urangnya pengawasan peralatan.
·
Pengawasan erat berhubungan dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat
tidak efisien dan tidak efektif.
·
Sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha.
·
Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
·
Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan.
·
Wirausaha yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil.
Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Beberapa
potensi yang membuat seseorang mundur dari kewirausahaan menurut Zimmerer
(1996-7):
·
Pendapatan yang tidak menentu
·
Kerugian akibat hilangnya modal
investasi
·
Perlu kerja keras dan waktu yang
lama
·
Kualitas hidup yang tetap rendah
meskipaun usahanya telah berhasil
3.2 Risiko Usaha
A. Pendahuluan
Wirausaha menyukai risiko realistik karenaingin berhasil
: mendapatkan kepusan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi
realistik dengan menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga
risiko kecil dan besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd
situasi itu. Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat
dicapai.
Semakin bertambah besarnya perusahn,maka bertambah banyak persoalan yang
kan dihadapi. Pertumbuhan dan erkembangan perusahaan menghendai bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedi menerima risiko tertentu.
B. Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko terjadi apabil pelaku usaha supaya
membuat pilihan dari dua alternatif atau lebih, yang mengakibatkan hasilya
tidak diketahui dan harus dinilai secara objektif. Kondisi semacam ini
mengandung potensi kegagalan dan keberhasilan. Semkin besr kemungkinan rugi
semakin besar risiko yanng dihadapi.
Sebagai penentu risik pelaku usaha harus mengambil
keputusa daam situasi penuh ketidakpstian,dengan mnimbag kemungkinan sukses
atau rugi. Elau memilih alternatif yang mengandung risiko atau alternatif
konservasi, tergantung dari :
a) Kemamuan daya tarik
setiap alternatif.
b) Kesediaan menerima
kerugian.
c) Kemampuan menerima
keberhasilan dan kegagalan.
d) Kemampuan meningkatkan
keberhasilan dan mengurangi kerugian.
A. Keputusan Risiko
Pengambilan keputusan risiko merupakan masalah yang aling
utama dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman
pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadran akan
peristiwa-peristia masa lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk
hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat
mewujudkan bakat dan kemampuan. Risiko timbu saat seseorang menerima tanggung
jawab atas keputusan dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan
itulah maa bertanggung jawab menatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk
mengurangi risiko.
Sebagai wirausaha jangan mengambil risiko yang tidak diperukan, usahakan
dapat menguasai emosi dan mengamil risio jika keuntungan sama atau lebih besar
dari risiko yang terkandung. Kegiatan utama adalah memutuskan apakah
tujuan itu cuup pentinguntuk dapat membenarkn risiko atau tidak.
B. Kembangkan Ide
Risiko dan kreativitas merupakan dua ciri penting
wirausaha,berusaha lebih kreatif,manjadi lebih sadar akan ide yang produktif. Apabila
dapat memilih dari sejumlah ide-ide yang baik, mak lebih siap mengambil risiko
yng perlu unruk melaksanakan ide-ide yang paling produktif.
Semua orang kreatif, jika telah mengembangkan suatu ide yang kreatif,maka
risiko tertentu akan menyertai pelaksanaan, dalam mengurangi risiko ditolaknya
suatu ide atau saran.
3.3 Penerapan Kewirausahaan,jiwa wirausaha dan risiko usaha
pada usaha Jilbab
Store Jepara
Usahawan merupakan
sesorang yang bertindak membuat organisasi, mengelola dan menentukan risiko
sebuah bisnis. Berdasarkan konsep tersebuat risiko sebuah bisnis diambil oleh
yang melakukan bisnis. Pada usaha Jilbab Store Jepara ini Ismi Fadhillah yang berperan dalam menjalankan usaha bisnis Jilbab Store Jepara ini.
Potensi atau peluang berarti melihat sesuatu yang sudah ada sebagai sesuatu yang
(masih) bisa dikembangkan lebih lanjut lagi. Sebagai contoh :Perusahaan yang
kami dirikan ini bergerak di bidang perdagangan yang menjual produk jilbab yang
cocok untuk di kenakan para wanita dan remaja putri khususnya muslimah, dengan
memilih usaha ini kami yakin usaha kami akan berkembang dan maju, di karenakan pada
saat ini banyak sekali wanita remaja muslim yang gemar memakai jilbab sebagai
salah satu fashion mereka. Jilbab sekarang sudang menjadi trand sebagai fashion
bagi para wanita ,maka banyak sekali para wanita yang mencari dan mengginginkan
jilbab yang bagus dan beranaka ragan jenis terbaru untuk di kenakan.
Para entrepreneur juga banyak
mengalami kegagalan.Tapi itu tadi, karena kekuatan persepsi positif yang
dimiliki, entrepreneur menganggap kegagalan sebagai suatu kesempatan
pembelajaran.Mereka adalah manusia-manusia yang menerapkan prinsip “kegagalan
adalah keberhasilan yang tertunda”.
Dalam menjalankn usaha bisnis jilbab ini banyak
mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi
sesaat saja dan diambil manfaatnya. Bukan berlama-lama bersedih hati dan
menceritakan semua kesedihannya di blog, lewat status Facebook, (apalagi)
mencurahkan ke sahabat-sahabat dekatnya. Dan bukan lantas mengambil sikap untuk
tidak (akan) mencoba lagi.
Dalam menyikapi
tekanan yang datang mengampiri usaha Jilbab Store Jepara pengusah selalu berfikir positif dalam
menyikapi setiap tekanan dan persoalan supaya tidak menggngu jalanya usaha
dengan cara :
1. Menciptakan
networkingkesepian yng dihadapi dilakukan dengann menciptakan hubungan baik
demgam berbagai pihak sehingga mampu bercerita permasalahan yang dihadapi.
2. Keluar dari
masalah secara total: pada saat tidak bekerja Entrepreneur melepaskan semua pekerjaanya sehingga kondisi tubuh
dapat menciptakan kesegaran.
3. Berkomunikasi
dengan pekerja : Entrepreneur mau
membuka pintu dan berdiskusi dengan karyawan. Hubungan baik dengan karyawan
akan membantu dalam menghadapi persoalan.
4. Menciptakan
kepuasan diluar perusahaan: Entrepreneur
melakukan kegiatan diluar perusahaan untuk mendapat kepuaan sehingga bisnis
yang dikerjakan tidak menimbulkan masalah.
5. Pendelegasian :
Entrepreneur harus bisa mendelegasian
pekerjaan kepada karyawan dan tidak dikerjakan sendiri seluruhnya.
Dalam menjalankan usaha jilbab ini kreatif dan inovatif sangat
diutamakan supaya pembeli tidak bosan dengan produk yang itu-itu saja, sikap dan perilaku
kewirausahaan pada usaha
bisnis JILBAB STORE JEPARA :
·
Percaya diri
keyakinan,
ketidaktergantungan, individualitas optimis.
·
Berorientasi tugas dan hasil.
Kebutuhan akan
prestasi, beorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energitic, dan inisiatif.
·
Pengambil risiko.
·
Kemampuan mengambil risiko, suka pada tantangan.
·
Kepemimpinan
Bertingkah laku
sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain. Menanggapi saran-saran dan
kritik.
·
Keorisinilan.
inovatif dan
kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak.
·
Berorientasi kemasa depan.
·
pandangan ke depan perspektif.
Pengusha jilbab store jepara sangat sadar
bahwa sikap mental sangat mempengaruhi keberlanjutan usaha jilbab store jepara dengan cara
menemukan kepuasan dalam pekerjaan, menunjukan sikap positif terhadap pekerja.
Pengambilan
risiko adaah hal yang harus disenangi setiap wirausaha tidak terkecuali pengusaha
jilbab
store jepara. Wirausaha menyukai risiko realistik karena ingin berhasil : mendapatkan
kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi realistik dengan
menerapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki,sehingga risiko kecil dan
besar dapat dihindari karena sumber kepuasan tidak terdapat pd situasi itu.
Berarti wirausaha menyukai tantangan yag sukar tetapi dapat dicapai.
Semakin
bertambah besarnya perusahaan,maka bertambah banyak persoalan yang akan
dihadapi. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan menghendapi bahwa pelaku
usaha tidak takut mengambil keputusan dan bersedi menerima risiko tertentu.
Pengusaha jilbab store jepara selalu
mengembangkan ide dari yang dengan permintaan pelanggan dan melihat
perkembangan beberapa model jilbab.Produk yang akan diluncurkan
didesain sedemikian rupa sehingga membuat jilbab tersebut dapat terlihat rapi
walau tanpa disetrika, praktis untuk digunakan, nyaman dipakai, tidak membuat
penggunanya merasa kepanasan, serta modis dan selalu mengikuti perkembangan
trend masa kini.
Pengambilan
keputusan risiko pada usaha jilbab store jepara merupakan masalah yang paling utama
dalam merealisasikan potensi pada diri sebagai wirausaha. Pengalaman
pengambilan risiko dalam kehidupan melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa masa
lalu,perhaian untuk masa depan, dan keinginan untuk hidup dimasa sekarang.
Apabila tidak
bersedia mengambil risiko, maka tidak akan pernah dapat mewujudkan bakat dan
kemampuan. Risiko timbul saat seseorang menerima tanggung jawab atas keputusan
dan tindaka yang dilalukan, dan atas keputusan-keputusan itulah maka
bertanggung jawab mengatasi dengan keyakinan yang lebih besar untuk mengurangi
risiko.
Jadi usaha jilbab store jepara ini sedikit
banyak telah mengambil pembelajaran tentang kewirusahaan dari buku kewirusahaan dalam hal kasus dan
pengimplementasianya dalam menjalankan usaha, dari bagaimana menjadi wirausaha
yang baik, bagaimana mengatasi tekanan dan persoalan yang menghampiri usaha jilbab store jepara dari tahun
ketahun.
Dengan
menerapkan jiwa wirausaha pengusaha jilbab store jepara selalu percaya diri, berorientasi pada
tugas dan hasil, pengambilan risiko dan tantangan,
kepemimpinan sebagaai pemimin mudah bergaul dan terbuka kepada karyawan,
keorisinilan selalu ber inovasi dan kreatif.
Menyukai
tantangan dan selalu mengambil isiko supaya lebih tau dalam menjalankan usaha,
pengusha jilbab
store jepara tidak mudah putus asa saat mengalami kendala tetapi pengusaha menyikapi
kegagalan sebagai sesuatu yang harus direnungi sesaat saja dan diambil
manfaatnya. Dan menjadikan kegagaln sebagai pengalaman dalam menjalankan seiap
usah.
3.4 ASPEK PEMASARAN
A.
Target dan segmentasi pasar
Pemilihan
target konsumen kami tidak begitu sulit di karenakan target kami adalah semua
kalangan wanita di semua usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan
kalangan wanita baya sekalipun. Masyarakat yang menjadi target dalam usaha ini
adalah masyarakat sekitar tempat usaha, wisatawan atau pengunjung dari luar
daerah, para pelajar,dll.
Ukuran
disini disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat. Jilbab yang dijual dalam usaha
ini disesuaikan dengan trend dipasar. Denga cara tersebut masyarakat akan
tertarik dan usaha akan terus eksis disekitar masyarakat, bahkan dengan terus
mengikuti perkembangan trend jilbab degan cepat atau bisa dikatakan selalu
update, usaha ini dapat menjadi ‘pencetus’ trend jilbab tersebut di wilayah
sekitar sehingga akan menjadi pusat trend berjilbab yang selalu diikuti
masyarakat
B.
Faktor Kompetitif
1. Kualitas
produk yang memfokuskan pada kualitas yang fantastis, serta berusaha
mengantarkan produk lebih cepat dengan harga yang lebih rendah.
2. Mengevaluasi
keseluruhan proses
produksi. Ini mencakup semua hal dari membeli persediaan bahan dan cara pekerja
berproduksi, hingga cara penjualan produk.
3. Mempertimbangkan untuk berinvestasi
dalam teknologi yang mengurangi biaya. Misalnya,membeli peralatan hemat energi
dapat mengurangi biaya pengoperasian.
4. Melakukan evaluasi pada cara pekerja
Anda berproduksi untuk memastikan mereka tidak membuang-buang sumber daya
seperti, pemotongan kain dan bahwa mereka berproduksi sebanyak mungkin.
5. Merekrut
staf yang baik, Layanan memuaskan adalah budaya yang penting untuk diciptakan.
6. Fokus merekrut orang-orang yang
tepat dan menggunakan persediaan yang berkualitas lebih tinggi dapat
meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda secara keseluruhan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hijab
adalah suatu kewajiban bagi seorang muslimah sebagial penutup aurat mereka,
hijab juga sabagai salah satu fashion bagi kalangan wanita, untuk mempercantik
dirinya. Dengan beriringnya perkembangan zaman ,hijab pun ikut serta dalam
perkembangan zaman dalam dunia fashion ,maka dari itu kami akan mengembangkan
berbagai jenis kreasi hijab.
Harapan kami untuk usaha “Jilbab
Store Jepara” ialah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju dan banyak
konsumen yang berminat. Disamping itu, kami mengharapkan supaya produk ini
tidak terus berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh
Kinerja Karyawan Terhadap Pengembangan Kewirausahaan Usaha Kecil Jenang Kudus
di Kabupaten Kudus, Kudus: Universitas Muria Kudus.
(https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)
Sukirman, 2017.Analisis Pengaruh
Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Perusahaan Industri Kecil Di Kabupaten Pati,
Kudus: Universitas Muria Kudus. (https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=skirman101%40yahoo.com&btnG=&oq)